Apa itu panel surya
Sebelum
membahas sistim pembangkit listrik tenaga surya, pertama-tama akan
dijelaskan secara singkat komponen penting dalam sistim ini yang
berfungsi sebagai perubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik.
Listrik tenaga matahari dibangkitkan oleh komponen yang disebut solar
cell yang besarnya sekitar 10 ~ 15 cm persegi. Komponen ini
mengkonversikan energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik.
Solar cell merupakan komponen vital yang umumnya terbuat dari bahan
semikonduktor. multicrystalline silicon adalah bahan yang paling banyak
dipakai dalam industri solar cell. Multicrystalline dan monocrystalline
silicon menghasilkan efisiensi yang relativ lebih tinggi daripada
amorphous silicon.
Sedangkan amorphus silicon dipakai karena biaya yang relativ lebih rendah. Selain dari bahan nonorganik diatas dipakai pula molekul-molekul organik walaupun masih dalam tahap penelitian.Sebagai salah satu ukuran performansi solar cell adalah efisiensi. Yaitu prosentasi perubahan energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Efisiensi dari solar cell yang sekarang diproduksi sangat bervariasi. Monocrystalline silicon mempunyai efisiensi 12~15 %. Multicrystalline silicon mempunyai efisiensi 10~13 %. Amorphous silicon mempunyai efisiensi 6~9 %. Tetapi dengan penemuan metode-metode baru sekarang efisiensi dari multicrystalline silicon dapat mencapai 16.0 % sedangkan monocrystalline dapat mencapai lebih dari 17 %. Bahkan dalam satu konferensi pada September 2000, perusahaan Sanyo mengumumkan bahwa mereka akan memproduksi solar cell yang mempunyai efisiensi sebesar 20.7 %. Ini merupakan efisiensi yang terbesar yang pernah dicapai.Tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu solar cell sangat kecil maka beberapa solar cell harus digabungkan sehingga terbentuklah satuan komponen yang disebut module. Produk yang dikeluarkan oleh industri-industri solar cell adalah dalam bentuk module ini.Pada applikasinya, karena tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu module masih cukup kecil (rata-rata maksimum tenaga listrik yang dihasilkan 130 W) maka dalam pemanfaatannya beberapa module digabungkan dan terbentuklah apa yang disebut array. Sebagai contoh untuk menghasilkan listrik sebesar 3 kW dibutuhkan array seluas kira-kira 20 ~ 30 meter persegi. Secara lebih jelas lagi, dengan memakai module produksi Sharp yang bernomor seri NE-J130A yang mempunyai efisiensi 15.3% diperlukan luas 23.1m2 untuk menghasilkan listrik sebesar 3.00 kW
Sedangkan amorphus silicon dipakai karena biaya yang relativ lebih rendah. Selain dari bahan nonorganik diatas dipakai pula molekul-molekul organik walaupun masih dalam tahap penelitian.Sebagai salah satu ukuran performansi solar cell adalah efisiensi. Yaitu prosentasi perubahan energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Efisiensi dari solar cell yang sekarang diproduksi sangat bervariasi. Monocrystalline silicon mempunyai efisiensi 12~15 %. Multicrystalline silicon mempunyai efisiensi 10~13 %. Amorphous silicon mempunyai efisiensi 6~9 %. Tetapi dengan penemuan metode-metode baru sekarang efisiensi dari multicrystalline silicon dapat mencapai 16.0 % sedangkan monocrystalline dapat mencapai lebih dari 17 %. Bahkan dalam satu konferensi pada September 2000, perusahaan Sanyo mengumumkan bahwa mereka akan memproduksi solar cell yang mempunyai efisiensi sebesar 20.7 %. Ini merupakan efisiensi yang terbesar yang pernah dicapai.Tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu solar cell sangat kecil maka beberapa solar cell harus digabungkan sehingga terbentuklah satuan komponen yang disebut module. Produk yang dikeluarkan oleh industri-industri solar cell adalah dalam bentuk module ini.Pada applikasinya, karena tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu module masih cukup kecil (rata-rata maksimum tenaga listrik yang dihasilkan 130 W) maka dalam pemanfaatannya beberapa module digabungkan dan terbentuklah apa yang disebut array. Sebagai contoh untuk menghasilkan listrik sebesar 3 kW dibutuhkan array seluas kira-kira 20 ~ 30 meter persegi. Secara lebih jelas lagi, dengan memakai module produksi Sharp yang bernomor seri NE-J130A yang mempunyai efisiensi 15.3% diperlukan luas 23.1m2 untuk menghasilkan listrik sebesar 3.00 kW
KONSEP KERJA
Pembangkit
listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah cahaya
matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu
bentuk energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah
banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi
melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam
jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada
bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem
sel surya sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan.
Badingkan
dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan
memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya
bising. Selain itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas
rumah kaca (green house gas) yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem
planet bumi kita.
Sistem
sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel
surya, rangkaian kontroler pengisian (charge controller), dan aki
(batere) 12 volt yang maintenance free. Panel sel surya merupakan modul
yang terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam hubungkan seri dan
paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan. Yang sering
digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt. Modul sel surya
itu menghasilkan energi listrik yang proporsional dengan luas permukaan
panel yang terkena sinar matahari.
Rangkaian
controler pengisian aki dalam sistem sel surya itu merupakan rangkaian
elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat
mengatur tegangan aki dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10
persen. Bila tegangan turun sampai 10,8 volt, maka kontroler akan
mengisi aki dengan panel surya sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses
pengisian itu akan terjadi bila berlangsung pada saat ada cahaya
matahari. Jika penurunan tegangan itu terjadi pada malam hari, maka
kontroler akan memutus pemasokan energi listrik. Setelah proses
pengisian itu berlangsung selama beberapa jam, tegangan aki itu akan
naik. Bila tegangan aki itu mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan
menghentikan proses pengisian aki itu.
Rangkaian
kontroler pengisian itu sebenarnya mudah untuk dirakit sendiri. Tapi,
biasanya rangkaian kontroler ini sudah tersedia dalam keadaan jadi di
pasaran. Memang harga kontroler itu cukup mahal kalau dibeli sebagai
unit tersendiri. Kebanyakan sistem sel surya itu hanya dijual dalam
bentuk paket lengkap yang siap pakai. Jadi, sistem sel surya dalam
bentuk paket lengkap itu jelas lebih murah dibandingkan dengan bila
merakit sendiri.
Biasanya
panel surya itu letakkan dengan posisi statis menghadap matahari.
Padahal bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh
bumi berbentuk elip dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya.
Karena matahari bergerak membentuk sudut selalu berubah, maka dengan
posisi panel surya itu yang statis itu tidak akan diperoleh energi
listrik yang optimal. Agar dapat terserap secara maksimum, maka sinar
matahari itu harus diusahakan selalu jatuh tegak lurus pada permukaan
panel surya. Jadi, untuk mendapatkan energi listrik yang optimal, sistem
sel surya itu masih harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler
optional untuk mengatur arah permukaan panel surya agar selalu menghadap
matahari sedemikian rupa sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak
lurus pada panel suryanya. Controler seperti ini dapat dibangun,
misalnya, dengan menggunakan mikrokontroler 8031. Controler ini tidak
sederhana, karena terdiri dari bagian perangkat keras dan bagian
perangkat lunak. Biasanya, paket sistem sel surya yang lengkap belum
termasuk kontroler untuk menggerakkan panel surya secara otomatis supaya
sinar matahari jatuh tegak lurus. Karena itu, kontroler macam ini cukup
mahal.
Cara
kerja sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan menggunakan
Grid-Connected panel sel surya Photovoltaic untuk perumahan : . Modul
sel surya Photovoltaic merubah energi surya menjadi arus listrik DC.
Arus listrik DC yang dihasilkan ini akan dialirkan melalui suatu
inverter (pengatur tenaga) yang merubahnya menjadi arus listrik AC, dan
juga dengan otomatis akan mengatur seluruh sistem. Listrik AC akan
didistribusikan melalui suatu panel distribusi indoor yang akan
mengalirkan listrik sesuai yang dibutuhkan peralatan listrik. Besar dan
biaya konsumsi listrik yang dipakai di rumah akan diukur oleh suatu
Watt-Hour Meters.
Komponen
utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit rakitan
beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara
pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul
fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif
sederhana, sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi
tinggi.
Modul
fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan
secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel
surya yaitu sebesar 60% dari biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu
bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya
pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia
tahap pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi
dengan sel-sel yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka
pembuatan sel dilakukan di dalam negeri. Hal ini karena teknologi
pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan poly cristal secara
teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada
PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan
pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi
sumber : http://panel-surya.blogspot.com/2011/06/apa-itu-panel-surya-solar-cell.html
0 komentar:
Posting Komentar