Apa yang terjadi kalau pekerjaan kita bertentangan dengan hati
sinubari? Bagaimana Anda akan menikmati pekerjaan bila hati Anda tidak
menikmati pekerjaan tersebut? Saya rasa Anda akan merasa terpaksa
mengerjakan suatu pekerjaan. Saya rasa juga Anda akan menjadi manusia
yang tak dipenuhi keikhlasan ketika menyelesaikan suatu pekerjaan.
Karena itu, apa pun pekerjaan yang Anda jalani jangan sampai
bertentangan dengan prinsip hidup Anda. Kalau Anda ingin betah bekerja
di sebuah perusahaan haruslah sesuai dengan jiwa dan hati Anda. Kalau
saja tidak sesuai, saya pikir Anda tidak akan betah bekerja.
Saya — yang sering disebut egois — memang selalu memasang prinsip
hidup di mana pun saya bekerja. Ketika prinsip hidup saya tidak
dihargai, maka saya dapat dengan cepat keluar dari pekerjaan tersebut.
Saya sadar bahwa apa yang saya lakukan memiliki konbsekuensi besar pada
hidup saya. Akan tetapi, dengan bersikap seperti itu, prinsip-prinsip
hidup saya tidak dihancurkan. Misalnya, saya ingin bebas menentukan apa
yang mesti saya lakukan. Ketika hal itu tidak sejalan dengan garis
perusahaan, saya kerap bimbang. Bimbang menentukan masa depan saya, tapi
untungnya saya punya Tuhan. Saya selalu mengembalikan kehidupan
kepada-Nya. Dengan bekal inilah saya selalu memiliki kebebasan diri.
Saya selalu yakin, apa yang saya putuskan akan selalu direspon secara
bijaksana oleh-Nya.
akhirnya, saya pun kembali bekerja hanya kepada-Nya. Mengharap gaji
diberikan-Nya setelah saya berusaha mengerjakan sesuatu. Saya menyusun
proposal permohonan gaji kepada Tuhan dalam wujud doa kepada-Nya di
malam hari. Lantas setelah itu, saya mencoba mewujudkan apa yang ada
dalam proposal itu ke dalam wujud nyata: berkarya dan membantu orang
lain mewujudkan harapannya.
Saya hanya dapat merangkai kata. Dan dengan anugerah yang
diberikan-Nya ini; saya mampu bertahan hidup (survive) hingga saat ini.
Saya masih bisa makan, membeli buku, dan bersedekah kepada sesama
kendati tidak bekerja di sebuah perusahaan. Saya yakin, ketika kita
selalu berupaya mewujudkan doa dan harapan kita menjadi kerja nyata;
maka saat itu juga Tuhan akan memberikan jalan.
Seorang ayah, yang berprofesi sebagai buruh serabutan, dengan
keyakinan akan anugerah yang diberikan-Nya ternyata dapat menghidupi
keluarganya yang berjumlah belasan. Dia seolah heran dengan rezeki yang
diberikan Tuhan. Sebab, dengan gaji pendapatan sebesar Rp. 25.000
perhari, dapat membiayai anaknya hingga ke perguruan tinggi. Kekuatan
doa dan usahalah yang menginisiasi ia memeroleh anugerah-Nya.
Ingat, rezeki yang diberikan Tuhan itu tak dapat dihitung, bahkan
kadang tidak sesuai dengan persangkaan manusia. Tugas kita ialah berdoa,
membangun harapan, dan teruslah berusaha; maka Tuhan akan selalu
bersama kita.
sumber : http://sukronabdilah.wordpress.com/2012/05/25/bekerja-sesuai-hati-sanubari/.
Bekerja Sesuai Hati Sanubari
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar